Korea Kami Datang..!!

Beberapa waktu lalu “Kampung Halaman” mendapat undangan tak terduga dari Seoul International Youth Film Festival, berupa ajakan untuk 4 orang remaja mengikuti pelatihan pembuatan film di Seoul Korea selama 2 minggu. Undangan ini tentu saja tidak kami sia-siakan. Kami langsung mengajak para remaja yang kami pilih berdasarkan beberapa kriteria dasar yang sudah ditetapkan oleh panitia di Korea. Beberapa kriteria yang ditetapkan antara lain ketertarikan mereka dengan media audio visual dan kemampuan dasar dalam berbahasa Inggris.


Akhirnya... setelah mewawancarai kurang lebih 14 remaja peserta “Kami Bicara”, terpilihlah Stefan Tri Jendra Saputra atau Efan pemilik ide Video Diary pertama dari SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta dan Deni Yulianti atau Deni dari SMUN 1 Semanu Gunung Kidul sebagai peserta pelatihan film dan akan direncanakan berangkat ke Korea pada pertengahan Juli mendatang. Namun sayangnya, karena alasan internal sekolah, maka Deni belum dapat menggunakan kesempatan berharga ini.

Selain Efan, remaja lain yang terpilih adalah: Rizky dari program Kampung Halaman di Tasikmalaya, yakni “Foto Baceo” dan Dede, yang merupakan salah satu peserta program “Der, Kita Bikin Film” yang diadakan Kampung Halaman di Lapas Anak Tangerang. Selamat untuk yang terpilih ya.… Semoga mendapat banyak pengalaman berharga di Korea!

Wah... ternyata Video Diary yang kalian buat tidak hanya berguna untuk kalian dan sekolah saja ya.... Tapi juga bisa menambah pengalaman berharga seperti apa yang dialami Efan. Tuh kan... tidak adanya ruginya untuk berani berbicara.... :)

Berita "Kami Bicara"

Berikut adalah beberapa berita tentang konferensi pers "Kami Bicara" yang dimuat di beberapa media cetak.

Konferensi Pers Program "Kami Bicara"

“Kampung Halaman didirikan dengan gagasan bahwa remaja seringkali hanya jadi suatu eksploitasi oleh lembaga lain. Entah itu sekolah, industri, kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Sementara mereka punya harapan, pandangan, dan cita-cita yang seringkali tidak diterima oleh orang lain dan bahkan berat untuk diwujudkan. Kampung Halaman mencoba memberi ruang kepada remaja khususnya pelajar SMA untuk sadar akan posisi mereka dan mampu memberikan kritik apapun yang ada di lingkungan mereka. Kami mengajukan proposal kegiatan kepada Samsung Digital Hope dengan tujuan agar remaja dapat berpartisipasi di lingkungannya, atau lebih luas lagi bagi bangsa dan negaranya. Misi ini sejalan dengan tujuan Samsung Digital Hope.”

Itu tadi adalah kata-kata sambutan dari mas Eko Harsoselanto yang merupakan Ketua Yayasan Kampung Halaman tentang awal mula timbulnya gagasan program Kami Bicara. Sambutan tersebut adalah sambutan awal dari acara Konferensi Pers program Kami Bicara yang diadakan di Yogyakarta, pada tanggal 28 Mei 2007 lalu. Konferensi Pers ini sendiri diadakan dengan tujuan mensosialisaikan program kepada media lokal dan nasional.

Selain teman-teman media, kita juga kedatangan tamu dari PT Samsung Electronics Indonesia, yaitu Mr. Park Hee Hong selaku Managing Director, yang jauh-jauh datang dari Korea, Bapak Stefanus Indrayana selaku Marketing Manager, dan tentu saja perwakilan guru dan siswa dari 10 sekolah peserta program “Kami Bicara”.

Kunjungan ke SMA Institut Indonesia
Sebelum Konferensi Pers diadakan, sejumlah media yang diundang mengunjungi teman-teman di sekolah yang hari itu mengadakan pemutaran dan diskusi Video Diary-nya. Sekolah yang dikunjungi adalah SMA Institut Indonesia I di Jl. Miliran, Yogyakarta. Rika Kusuma dan teman-temannya dari kelompok 2 sibuk mempersiapkan pemutaran Video Diary mereka yang mengangkat tema siswa yang membolos. Suasana pemutaran seru sekali, karena setelah itu, banyak dari guru-guru dan siswa-siswa yang hadir kemudian memberikan tanggapan mereka tentang isu membolos yang diangkat Rika dan teman-teman dari kelompok 2 tersebut, sehingga terjadilah diskusi menarik atas isi cerita video diary tersebut.

“Bicara” untuk perubahan yang lebih baik
“Kampung Halaman merupakan salah satu pemenang Samsung Digital Hope 2006, sehingga berhak menerima dana bantuan, karena dinilai mampu menjembatani kesenjangan teknologi di antara pemuda dengan menggunakan pendekatan kreatif dan efektif”, ujar Mr.Park Hee Hong di acara Konferensi Pers.

Ternyata, perkembangan program Kami Bicara juga sudah dirasakan. Di beberapa sekolah, sudah mulai ada perubahan yang dirasakan oleh siswa setelah mereka mengungkapkan keinginan mereka melalui video diary.

“Saya berharap siswa peserta dapat secara mandiri dan partisipatif menjalankan proses pembuatan video diary. Dukungan dari pihak sekolah sangat dibutuhkan untuk mewujudkan hal ini”, ucap Abu Juniarenta yang merupakan Project Officer Program Kami Bicara.

Selanjutnya diputar video Behind The Scene yang berisi pengalaman, suka duka dan pendapat teman-teman peserta yang terlibat dalam proses pembuatan video diary. Senang sekali melihat reaksi teman-teman yang menontonnya, mereka ikut tertawa dan terharu dengan suasana dibalik program “Kami Bicara”.







Acara terakhir? Tentu saja foto bersama! :)